Mengenal Sampah Plastik dan Penanganannya

Sampah merupakan salah satu isu yang sudah lama menjadi perhatian di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Ada banyak sampah dan jenisnya yang perlu penanganan khusus seperti sampah beracun atau B3.

Namun faktanya, ada jenis sampah lain yang masih memerlukan perhatian khusus yaitu sampah plastik. Maraknya sampah plastik di dunia dan penyebarannya perlahan menjadi isu yang sangat penting untuk dibahas, apalagi dengan jumlah produksi yang massif.

Dari total keseluruhan sampah plastik mendominasi di angka 22% sampai dengan 43% yang mana semua berakhir di Tempat Pembuangan Sampah atau TPS. Dana yang dikeluarkan berfokus pada ruang dan biaya pembangunan TPS tanpa mendapatkan manfaat lain baik dari segi ekonomis maupun ekologis.

Bahaya Sampah Plastik Terhadap Ekosistem
Pada dasarnya sampah plastik merupakan limbah yang memang pada dasarnya memiliki dampak yang merugikan bila tidak ditangani secara bijak. Bila melakukan pendekatan 3R, tentu sampah plastik bisa bernilai ekonomis namun membutuhkan usaha ekstra untuk mengedukasi sekaligus menggerakkan roda daur ulang sampah plastik yang tepat dan cepat.

Sampah plastik yang tidak terorganisir menyebar ke segala tempat, termasuk laut hingga merusak ekosistem beberapa flora dan fauna. Rantai makanan menjadi salah satu hal yang rusak, apalagi dengan pencemaran plastik yang merusak kondisi plankton sebagai organisme terkecil di dunia.

Plankton sendiri merupakan sumber makanan ikan-ikan kecil, bila penyebaran sampah plastik tersebar dan terurai maka akan menimbulkan kondisi mikroplastik yang turut dikonsumsi oleh ikan. Kondisi ini membuat ikan yang hendak dikonsumsi oleh manusia memiliki kandungan berbahaya yaitu mikroplastik. Selain hewan kecil, ikan besar juga berpotensi mengonsumsi makanan yang tercemar polutan sampah plastik.

Tidak sampai di situ, data dari National Oceanographic dan Atmospheric Administration menyebutkan bahwa jutaan burung dan ikan hingga 100.000 mamalia meninggal akibat penyebaran sampah plastik di beberapa lingkungan.

Pengelolaan sampah yang kurang baik menjadi penyebab utama penyebaran sampah plastik dan pada akhirnya merusak habitat bagi ribuan spesies hewan dan tumbuhan.

Selain hewan dan tumbuhan, sampah plastik yang tidak terorganisir akan mencemari tanah dan air tanah. Maka dari itu, perlu penanganan khusus untuk melihat mana plastik yang aman digunakan dan mana yang berbahaya atau setidaknya harus dihindari.


Jenis Sampah Plastik yang Tidak Bisa Didaur Ulang
Faktanya, tidak semua plastik bisa didaur ulang. Ada beragam jenis sampah plastik yang tersebar dan tidak semuanya memiliki manfaat yang bisa digunakan kembali, apalagi untuk hal-hal yang menyangkut konsumsi.

Berikut jenis sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang dan sebaiknya didaur ulang menjadi biji plastik atau barang-barang yang bukan berkaitan dengan kegiatan konsumsi, antara lain:

1. PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate)
Penanganan: Sekali pakai, lebih baik jika barang-barang plastik tipe ini dikurangi.
Jenis plastik yang biasanya digunakan sebagai bahan botol plastik untuk air minum kemasan dan cenderung transparan. Penggunaannya juga hanya cocok untuk sekali pakai, jadi sangat tidak dianjurkan untuk diisi air hangat apalagi air panas secara berulang kali.

2. PVC atau V (Polyvinyl Chloride)
Penanganan: Plastik yang cukup beracun, sangat sulit untuk didaur ulang.
Jenis plastik yang yang paling sulit didaur ulang dibandingkan bahan lainnya. Bentuknya fleksibel ataupun kaku dan biasa digunakan untuk pipa, plastik kemasan bungkus makanan, mainan anak, dan lantai vinyl.

3. PP (Polypropylene)
Penanganan: Jenis plastik yang sulit untuk didaur ulang, sehingga lebih baik untuk mengurangi penggunaannya.
Simbol PP digunakan untuk plastik yang terbuat dari Polypropylene. Misalnya tempat makanan/minuman, botol sirup, kotak yogurt, sedotan plastik, selotip, dan tali berbahan plastic.

4. PS (Polystyrene)
Penanganan: Plastik yang mengeluarkan styrene yaitu zat karsinogen ketika panas, lebih baik diurai.
Plastik jenis ini banyak digunakan sebagai tempat atau minuman dan tempat makan styrofoam, tempat telur, sendok/garpu plastik, foam packaging hingga bahan bangunan (bahan flooring).

5. Other atau O
Penanganan: Jenis plastik berbahaya untuk makanan atau minuman, lebih baik didaur ulang untuk kebutuhan di luar konsumsi.
Penggunaan jenis plastik ini untuk makanan atau minuman sangat berbahaya, karena bisa menghasilkan racun Bisphenol-A (BPA) yang bisa membuat kerusakan pada beberapa organ dan mengganggu hormon tubuh.




Posting Komentar

0 Komentar